Minggu, 09 Desember 2012


LATAR BELAKANG GERAKAN

Generasi muda merupakan ujung tombak bagi kemajuan bangsa, begitu pula dengan relawan muda garuda terdepan Palang Merah Indonesia (PMI) yang saat ini  memiliki peran yang sangat penting dalam masyarakat dan dalam perjalanan organisasinya.
        Korp Sukarela Palang Merah Indonesia Unit Universitas Islam Darul Ulum Lamongan  Merupakan intergenerasi muda, dimana sebagai warga negara yang dalam melaksanakan tugasnya sebagai mahasiswa dituntut pengabdiannya ke masyarakat  dengan rasa penuh tanggung jawab yang tinggi dan sikap suka rela serta mampu menformulasikan ilmu serta tenaganya dalam suatu aktifitas yang bercermin pada 7 Prinsip Dasar Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah dan berpegang teguh pada Tri Dharma Perguruan Tinggi.

PALANG MERAH

Dalam menjalankan kegiatan pelayanan, PMI didukung oleh sumber daya manusia yang tergabung di dalam keanggotaan PMI, yaitu:
·   Anggota remaja (Palang Merah Remaja/PMR)
·   Anggota biasa (Pengurus, Korps Sukarela/KSR dan Tenaga Sukarela/TSR)
·   Anggota luar biasa dan kehormatan
Relawan KSR  merupakan pelaksana kegiatan pelayanan yang dilakukan PMI, baik dalam penanggulangan bencana maupun pelayanan sosial kesehatan masyarakat. Keanggotaan remaja/PMR, kini tercatat sebanyak 1.633.182 orang, KSR 55.895 orang, dan TSR 44.668 orang.

Korps Sukarela (KSR)

Korps Sukarela (KSR) adalah kesatuan unit PMI yang menjadi wadah bagi anggota biasa dan perseorangan yang atas kesadaran sendiri menyatakan menjadi anggota KSR.

Persyaratan menjadi anggota KSR
·   WNI atau WNA yang sedang berdomisili di Indonesia
·   Berusia minimal 17 tahun
·   Berpendidikan minimal SLTP/Sederajat
·   Bersedia mengikuti pendidikan dan pelatihan
·   TFTU.jpglogo_pmi_transparan.pngBersedia menjalankan tugas kepalangmerahan secara terorganisir dan mentaati peraturan yang berlaku





Pendaftaran Anggota KSR
Apabila telah memenuhi persyaratan di atas, daftarkan diri ke Kantor PMI Cabang setempat dan bergabung menjadi KSR Unit Markas Cabang. Bila anda seorang mahasiswa suatu perguruan tinggi, dapat menghubungi Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang menangani kepalangmerahan dan bergabung menjadi anggota kepalangmerahan setelah melewati pendidikan dasar, maka dapat 
bergabung menjadi KSR-PMI Perguruan Tinggi. 

Pendidikan & Pelatihan
Setelah rekrutmen, anda akan mengikuti pelatihan tingkat dasar KSR, sebelum menginjak tingkat lanjutan dan spesiailisasi yang diselenggarakan oleh Markas Cabang. Sedangkan bagi anggota UKM kepalangmerahan, setelah pelatihan dasar di UKM dapat ditindaklanjuti pelatihan lanjutan di Cabang untuk menjadi anggota KSR PMI Perguruan Tinggi. Pelatihan spesialisasi biasanya akan diberikan kepada KSR yang siap menjadi anggota "Satgana" (Satuan Siaga Penanggulangan Bencana). Cakupan kegiatan tersebut pada intinya diarahkan untuk melaksanakan pertolongan/bantuan dalam kesatuan unit terorganisasi di bidang Penanggulangan Bencana serta Pelayanan Sosial dan Kesehatan Masyarakat.

Kegiatan KSR
§ Donor darah sukarela
§ Pertolongan pertama dan evakuasi pada kecelakaan, bencana dan konflik
§ Dapur umum, penampungan darurat, distribusi relief, "tracing and mailing" untuk korban bencana
§ Pelayanan pada program berbasis masyarakat (CBFA/CBDP)
§ Layanan konseling dan Pendidikan Remaja Sebaya (PRS), Pendidikan Wanita Sebaya (PWS) untuk pencegahan sebaran HIV/AIDS dan narkoba dengan pendekatan
§ Ketrampilan hidup
§ Temu karya KSR
§ Membantu PMI Cabang membina PMR




Cakupan kegiatan tersebut pada intinya diarahkan untuk melaksanakan pertolongan/bantuan dalam kesatuan unit terorganisasi di bidang Penanggulangan Bencana serta Pelayanan Sosial dan Kesehatan Masyarakat. 

Sabtu, 10 Maret 2012

informasi seputar KSR

PMI Kukuhkan 56 KSR/TSR
Ditulis Oleh Bagian Humas Pemkab Lamongan   
Friday, 31 December 2010
 
Bertempat di gedung Graha Bhineka Karya/gedung Korpri Kabupaten Lamongan, Kemarin (30/12), Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) setempat, Sudjiman, mengukuhkan sebanyak 56 Korps Sukarela (KSR) dan Tenaga Sukarela (TSR). Ke-56 anggota PMI yang dikukuhkan tersebut terdiri 26 KSR dan 30 TSR.
Hadir pada kesempatan itu, Bupati Lamongan Fedeli beserta Wakil Bupati Amar Saifudin, didampingi oleh Ketua PMI Lamongan Sudjiman, Direktur rumah sakit Dr. Soegiri Lamongan, Pimpinan SKPD terkait, Asisten dan Camat.
            Seperti dijelaskan Sudjiman pada saat memberikan sambutannya, TSR merupakan pribadi-pribadi yang secara sukarela meluangkan/menyumbangkan tenaga, waktu dan pikiran serta pengetahuan atau ketrampilan khusus yang dimilikinya.
“Mereka dari kalangan masyarakat yang memiliki profesi/ketrampilan tertentu, misalnya, dokter, perawat, ahli gizi, sanitasi, akuntan, logistik, teknisi, pertanian, dan lain-lain. Pada suatu saat PMI akan memanggil anggota TSR tersebut untuk bergabung menjalankan operasi kemanusiaan,” kata dia.
Sementara itu, lanjut Sudjiman, KSR adalah satu kesatuan atau unit di dalam perhimpunan nasional PMI, yang merupakan wadah pengabdian badi anggota biasa dan pribadi-pribadi yang atas kesadaran sendiri menyatakan diri menjadi anggota KSR.
“Sebagai anggota KSR mereka harus mau dan mengikuti persyaratan-persyaratan khusus yang kita berikan, misalkan harus berusia minimal 18 tahun dengan pendidikan serendah-rendahnya SLTP/sederajat serta bersedia mengabdi minimal untuk 3 tahun kedepan, dan lain-lain,” pungkasnya.
Pada kesempatan tersebut Fadeli dalam sambutannya mengatakan, berbicara masalah PMI juga tidak lepas dari kebutuhan darah itu sendiri, khususnya yang ada di Kabupaten Lamongan. Kebutuhan darah yang ideal adalah 2% dari jumlah penduduk.
Ambil contoh, lanjut Fadeli, penduduk di Lamongan sekitar 1,2 juta, mestinya diperlukan darah sebanyak kurang lebih 24 ribu/pertahun. Maka perbulannya diperlukan 2 ribuan kantong darah.
“Sementara itu Lamongan baru bisa mencukupi kurang lebih 50% atau 300-350 kebutuhan darah/bulan dari sekitar 600-700 kebutuhan akan kantong darah. Itu jauh sekali dari kata cukup,” kata dia. Pada akhir acara dilakukan penyerahan SK dan kartu pangenal ke-56 anggota KSR/TSR terpilih. Selama ini kekurangan kebutuhan darah di Lamongan dipenuhi dari droping daerah lain.
 

Kamis, 08 Maret 2012

7 Prinsip Dasar

  1. Kemanusiaan (humanity)
  2. Kesamaan (impartiality)
  3. Kenetralan (neutrality)
  4. Kemandirian (independence)
  5. Kesukarelaan (voluntary service)
  6. Kesatuan (unity)
  7. Kesemestaan (universality)

 

 

 

Mars-Mars PMI

Hymne Palang Merah Indonesia

Hymne PMI
Palang merah Indonesia
Wujud kepedulian nyata
Nurani yang suci
Untuk membantu menolong sesama
PMI
Siaga setiap waktu
Berbakti, dan mengabdi
Bagi hidup manusia
Agar sehat sejahtera di seluruh dunia

 Mars Palang Merah Indonesia

Mars PMI
Palang Merah Indonesia Sumber kasih umat manusia Warisan luhur, nusa dan bangsa Wujud nyata pengayom Pancasila
Gerak juangnya keseluruh nusa Mendarmakan bhakti bagi ampera Tunaikan tugas suci tujuan PMI Di Persada Bunda Pertiwi
Untuk umat manusia Di seluruh dunia PMI menghantarkan jasa
Lagu yang pertama kali dikumandangkan tahun 1967 ini adalah ciptaan Mochtar H. S. yang adalah seorang tokoh PMI yang terkemuka waktu itu. Lagu ini juga menandai pembentukan Palang Merah Remaja (PMR) Kudus. PMR Kudus merupakan yang kedua di Indonesia setelah Bandung. Bisa dibayangkan, PMI Kudus pada masa itu adalah cabang terkemuka di Indonesia.

Mars Palang Merah Remaja

Bhakti Remaja
Palang Merah Remaja Indonesia warga Palang Merah sedunia
Berjuang berbakti penuh kasih sayang untuk rakyat semua
Bekerja dengan rela tulus ikhlas untuk yang tertimpa sengsara
Puji dan puja tidak dikejar… mengabdi tuk sesama…

Putra Putri Palang Merah Remaja Indonesia
Abdi rakyat sedunia luhur budinya
Putra Putri Palang Merah Remaja Indonesia
Abdi rakyat sedunia mulya citanya
SEJARAH PMI
Berdirinya Palang Merah di Indonesia sebenarnya sudah dimulai sejak masa sebelum Perang Dunia Ke-II. Saat itu, tepatnya pada tanggal 21 Oktober 1873 Pemerintah Kolonial Belanda mendirikan Palang Merah di Indonesia dengan nama Nederlands Rode Kruis Afdeling Indie (Nerkai), yang kemudian dibubarkan pada saat pendudukan Jepang.

Perjuangan untuk mendirikan Palang Merah Indonesia sendiri diawali sekitar tahun 1932. Kegiatan tersebut dipelopori oleh Dr. RCL Senduk dan Dr Bahder Djohan. Rencana tersebut mendapat dukungan luas terutama dari kalangan terpelajar Indonesia. Mereka berusaha keras membawa rancangan tersebut ke dalam sidang Konferensi Nerkai pada tahun 1940 walaupun akhirnya ditolak mentah-mentah. Terpaksa rancangan itu disimpan untuk menunggu kesempatan yang tepat. Seperti tak kenal menyerah, saat pendudukan Jepang, mereka kembali mencoba untuk membentuk Badan Palang Merah Nasional, namun sekali lagi upaya itu mendapat halangan dari Pemerintah Tentara Jepang sehingga untuk kedua kalinya rancangan itu harus kembali disimpan.

Tujuh belas hari setelah proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, yaitu pada tanggal 3 September 1945, Presiden Soekarno mengeluarkan perintah untuk membentuk suatu badan Palang Merah Nasional. Atas perintah Presiden, maka Dr. Buntaran yang saat itu menjabat sebagai Menteri Kesehatan Republik Indonesia Kabinet I, pada tanggal 5 September 1945 membentuk Panitia 5 yang terdiri dari: dr R. Mochtar (Ketua), dr. Bahder Djohan (Penulis), dan dr Djuhana; dr Marzuki; dr. Sitanala (anggota).

Akhirnya Perhimpunan Palang Merah Indonesia berhasil dibentuk pada 17 September 1945 dan merintis kegiatannya melalui bantuan korban perang revolusi kemerdekaan Republik Indonesia dan pengembalian tawanan perang sekutu maupun Jepang. Oleh karena kinerja tersebut, PMI mendapat pengakuan secara Internasional pada tahun 1950 dengan menjadi anggota Palang Merah Internasional dan disahkan keberadaannya secara nasional melalui Keppres No.25 tahun 1959 dan kemudian diperkuat dengan Keppres No.246 tahun 1963.

Kini jaringan kerja PMI tersebar di 30 Daerah Propinsi / Tk.I dan 323 cabang di daerah Tk.II serta dukungan operasional 165 unit Transfusi Darah di seluruh Indonesia.

PERAN DAN TUGAS PMI
Peran PMI adalah membantu pemerintah di bidang sosial kemanusiaan, terutama tugas kepalangmerahan sebagaimana dipersyaratkan dalam ketentuan Konvensi-Konvensi Jenewa 1949 yang telah diratifikasi oleh pemerintah Republik Indonesia pada tahun 1958 melalui UU No 59.

Tugas Pokok PMI:
+ Kesiapsiagaan bantuan dan penanggulangan bencana
+ Pelatihan pertolongan pertama untuk sukarelawan
+ Pelayanan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat
+ Pelayanan transfusi darah ( sesuai dengan Peraturan Pemerintah no 18 tahun 1980)
Dalam melaksanakan tugasnya PMI berlandaskan pada 7 (tujuh) prinsip dasar Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah, yaitu Kemanusiaan, Kesukarelaan, Kenetralan, Kesamaan, Kemandirian, Kesatuan dan Kesemestaan.



SEKILAS KINERJA PMI DARI MASA KE MASA

DASAWARSA I 1945 -1954
Pada masa perang kemerdekaan RI, peranan PMI yang menonjol adalah di bidang Pertolongan pertama, Pengungsian, Dapur Umum, pencarian dan pengurusan repatriasi, bekerjasama dengan ICRC dan Palang Merah Belanda untuk Romusha, Heiho , Tionghoa; anak-anak Indo Belanda dan 35.000 tawanan sipil Belanda dan para Hoakian yang kembali ke RRC. Sementara itu diadakan pula pendidikan untuk para juru rawat yang akan dikirim ke pos-pos P3K di daerah pertempuran.
Saat itu sudah ada 40 cabang PMI di seluruh Indonesia dan setiap cabang memiliki dua buah Pos P3K sebagai Tim Mobil Collone.
Rumah Sakit Umum Palang Merah di Bogor yang semula di bawah pengelolaan Nerkai, pada tahun 1948 disumbangkan kepada PMI Cabang Bogor dengan nama Rumah Sakit Kedunghalang dan sejak tahun 1951 dikelola menjadi Rumah Sakit Umum PMI hingga sekarang.
PMI juga mulai menyelenggarakan kegiatan pelayanan sumbangan darah yang masih terbatas di Jakarta dan beberapa kota besar seperti Semarang, Medan, Surabaya dan Makasar dengan nama Dinas Dermawan Darah.

Dalam peristiwa pemberontakan RMS (Republik Maluku Selatan), PMI bekerjasama dengan ICRC melaksanakan pelayanan kesehatan yang dipimpin oleh Dr. Bahder Djohan dan BPH Bintara berupa Rumah Sakit terapung di Ambon. Juga diadakan penyampaian berita keluarga yang hilang/ terpisah serta mengunjungi tawanan.

PMI mulai mengembangkan kegiatan kepemudaan dengan 7.638 anggota remaja di 29 Cabang PMI. Bekerjasama dengan Yayasan Kesejahteraan Guru, murid dan anak-anak sepakat membentuk unit PMR di sekolah-sekolah, penerbitan majalah PMR, korespodensi, pertukaran album, lomba, pameran lukisan, serta penyelenggaraan sanatoria (perawatan paru-paru untuk anak-anak).

DASAWARSA II 1955 - 1964
Akibat Pemberontakan PRRI di Sumatera Barat dan Permesta di Sulawesi Utara, Markas Besar PMI mengirimkan kapal-kapal PMI ke daerah tersebut untuk menjemput orang-orang asing di sana dan juga mengirimkan 4 tim medis ke Sumatera serta 6 tim ke Sulawesi Utara.
Setelah Presiden Soekarno mencetuskan Tri Komando Rakyat (Trikora) untuk membebaskan Irian Barat pada tanggal 19 Desember 1961, Pengurus Besar PMI memanggil Kesatuan Sukarela seluruh Cabang untuk siap siaga. Kemudian terbentuklah Kesatuan Nasional yang terdiri dari 11 cabang yang telah diseleksi. Sukarelawan Palang Merah yang ditugaskan sebagai perawat berjumlah 259 orang dan 770 orang sebagai cadangan.

Pada peristiwa Aru 15 Januari 1952, yaitu tenggelamnya Kapal Perang RI Macan Tutul, sebanyak 55 orang awak kapal perang tersebut menjadi tawanan Belanda sehingga atas permintaan Menteri/KSAL, PMI menghubungi ICRC untuk menangani tawanan tersebut. Berkat usaha Sekjen PBB, pihak Belanda menyetujui penyerahan awak kapal di Singapura.
Pada tahun 1963 ketika Gunung Agung di Bali meletus , PMI bersama Dinkes Angkatan Darat RI membantu penanggulangan para korban bencana tersebut.

Ketika Tim Kesatuan Nasional PMI ke Kalimantan Barat dalam rangka Dwikora (Dwi Komando Rakyat), telah dikirimkan Tim Kesehatan Nasional untuk membantu Operasi TUMPAS di Sulawesi Selatan.

DASA WARSA III 1965-1975
Penerbitan Surat Keputusan mengenai Peraturan menteri Kesehatan RI No.23 dan No.024 mengenai pengakuan Pemerintah RI untuk pertamakali terhadap keberadaan Usaha Transfusi Darah (UTD) PMI.
Dalam peringatan HUT PMI ke-25 , 17 September 1970 , Pengurus Besar PMI mengeluarkan suatu medali khusus dan penghargaan kepada perintis-perintis PMI, seperti: Drs. Moh. Hatta dan Prof. Dr. bahder Johan dan Pengurus PMI Daerah/Cabang seluruh Indonesia.
Setahun kemudian ,1971 diresmikan berdirinya suatu DAJR (Dinas Ambulance Jalan Raya)
Jakarta - Bandung sebanyak 7 pos yang dipusatkan di RSU-PMI Bogor. Ambilans yang digunakan adalah ambulance Falcon yang dilengkapi personil, alat-alat pertolongan pertama, dan telepon radio.

DASAWARSA IV 1975 -1984
Kerjasama PMI-ICRC
PMI mulai berperan di Timor Timur bulan Agustus 1975 sejak mengalirnya pengungsi Timor Timur ke perbatasan Timor Barat di Atambua. Operasi kemanusiaan di Dili dimulai bulan Desember 1975 atas permintaan PSTT (Pemerintah Sementara Timor Timur). Kemudian kelak pada bulan Oktober tahun 1979 PMI bekerja sama dengan ICRC mulai membuka pos bantuan relief di 7 Kecamatan terpencil di Timor Timur.
Atas permintaan Pemerintah RI, PMI didukung UNHCR membentu pengungsi Vietnam di Pulau Galang dalam bidang kesehatan dan kesejahtraan social, antara lain dengan mendirikan RS Pulau Galang. PMI juga mengadakan Tracing and Mail Service bekerjasama dengan ICRC.

Bencana Alam
Ketika gempa bumi melanda Bali Juli 1976 yang melanda 3 dari 5 kabupaten
PMI mengerahkan tenaga sukarela, membuka Dapur Umum dan membantu perbaikan 500 buah rumah. Bekerjasama dengan tim medis dari Angkatan Darat, memberikan pelayanan kesehatan makanan dan obat-obatan.
Di tahun yang sama gempa bumi melanda Kecamayan Kurima dan Okbibab di Kabupaten Jayawijaya dengan kekuatan 6,8 Skala Richter.
PMI juga turun langsung membantu korban bencana Galunggung tahun 1982 selama beberapa bulan

Transfusi Darah
Tahun 1978 Pengurus Pusat memberikan penghargaan Pin Emas untuk pertamakalinya kepada donor darah sukarela 75 kali.
Ketentuan tentang tugas dan peran PMI dalam pelayanan transfusi darah dikeluarkan oleh pemerintah melali Peraturan Pemerintah No.18 th 1980

DASAWARSA V 1984 - 1994
Setelah beberapa kali pindah dari Jl.Abdul Muis ke beberapa lokasi, akhirnya kantor pusat PMI menetap di Jl.Jendral Gatot Subroto Kav.96 yang diresmikan oleh Presiden Suharto pada tahun 1985.

Tracing and Mailing RRC- RI
Selain pelayanan Tracing and Mailing Service (TMS) untuk pengungsi di Pulau Galang, pada tahun 1987 TMS PMI mengurus kunjungan keluarga dari RRC ke Indonesia yang pertama kalinya sejak hubungan diplomatik kedua negara itu tahun 1967 terputus.
Di Jakarta, PMI ikut membantu para korban musibah tabrakan kereta api Bintaro berupa pertolongan P3K, Transfusi Darah, TMS, serta pemberian pakaian pantas di sejumlah RS di Jakarta tempat korban dirawat.

Bencana alam
PMI mengerahkan 700 orang KSR/PMR dan 8 tenaga dokter untuk membantu korban banjir bandang di Semarang Jawa Tengah dan juga ikut membantu korban Letusan Gunung Kelud Jawa Timur tahun 1990 dengan bantuan pangan dan obat-obatan senilai Rp.8.583.400,-
Untuk turut menanggulangi bencana gempa bumi Tsunami di Flores 12 Desember 1992, PMI membentuk Satgas KSR Serbaguna yang disebut SATGAS MERPATI I.

Perang Teluk tahun 1991
Dengan pecahnya Perang Teluk, Pemerintah Indonesia mempercayakan kepada PMI untuk memimpin pengiriman bantuan masyarakat Indonesia dengan pesawat khusus ke Jordania, untuk korban Perang Teluk sebanyak dua kali. Bantuan sandang, pangan, obat-obatan dan peralatan listrik yang diberikan senilai 249 juta rupiah.

Uji Saring Darah HIV
Penyebaran virus HIV yang semakin meningkat mendorong terbitnya Keputusan Menteri Kesehatan RI No.622/1992 tentang kewajiban pemeriksaan virus HIV pada donor darah. Sejalan dengan itu, Depkes RI memberikan bantuan reagensia untuk pemeriksaan virus HIV kepada PMI yang diperuntukkan bagi segenap UTDC-PMI.

Temu Karya KSR
Pada bulan Juli 1992 diadakan Temu karya dan Lomba KSR Tingkat Nasional di Lombok NTB diikuti pula oleh peserta dari Singapura, Malaysia, Thailand, Korea Selatan dan Jepang.
DASAWARSA VI 1994 - 2004

Bencana Alam (Gempa Bumi)
Kembali pada tahun 1994 ,Pengurus Pusat membentuk Tim SATGAS MERPATI II untuk membantu korban bencana Gempa Bumi di Liwa-Lampung Barat dan Tsunami di Banyuwangi-Jawa Timur.
Juga pada tahun 1999, saat propinsi Bengkulu ditimpa gempa berkekuatan 7,9 skala richter, PMI dengan dukungan fasilitas Federasi Internasional dan Palang Merah Norwegia mendirikan rumah sakit lapangan berkapasitas 150 bed menggantikan fungsi rumah sakit setempat yang rusak di kota itu selama 10 bulan.
Gempa lainnya berskala 6,5 richter juga menimpa Banggai di Sulawesi Tengah pada bulan Mei 2002, dan beberapa bulan kemudian pada Juli 2000 gempa terjadi juga di 24 Kecamatan di Sukabumi dan Bogor.

Banjir
Akhir tahun 2000 banjir menimpa wilayah Aceh. Dengan bantuan ICRC di Lhoksumawe, Tim PMI ikut turun tangan membersihkan jalan-jalan dan fasilitas sosial lainnya dan memberikan bantuan 4000 paket bantuan alat kebersihan. Pada periode yang sama, banjir juga melanda Gorontalo Sulawesi Tengah yang mengakibatkan wilayah tersebut terutama di Kecamatan Ranoyapo terisolir banjir.
Banjir Lumpur dikuti longsor juga melanda wilayah Jawa Barat selama beberapa hari pada bulan Pebruari. Banjir bandang terjadi pula di NTB. 1000 paket bantuan PMI dan 610 petromaks disumbangkan oleh Federasi Internasional melalui PMI.
Awal Agustus 2001, banjir besar juga telah menghancurkan 8 Kecamatan di Kabupaten Nias Sumetera Utara. PMI telah mengirimkan obat-obatan dan bantuan paket keluarga berupa peralatan dapur, kelambu nyamuk, pakaian, selimut dan gula untuk memenuhi kebutuhan darurat sehari-hari di Nias.

Penanggulangan Bencana Konflik
Suatu konflik vertikal telah berlangsung di Aceh sejak Januari 2000, konflik horizontal di Poso Sulawesi Tengah pada 23 Mei 2000 dan kerusuhan hebat di Maluku Utara pada 17 Mei 2001. Di Aceh PMI bekerjasama dengan ICRC secara intensif melakukan kegiatan evakuasi korban luka dan mayat, membagikan bantuan pangan, pelayanan kesehatan darurat serta penyampaian berita keluarga. Sedangkan untuk Poso, PMI berkoordinasi dengan ICRC menyalurkan bantuan 4000 paket keluarga diikuti bantuan dari RCTI berupa tikar, sarung, handuk, jerigen, sabun mandi, sabun cuci dan pakaian yang diperuntukkan kepada 2000 orang. Sedang untuk konflik yang terjadi di Maluku Utara, kembali PMI bekerjasama dengan ICRC menyalurkan 5.655 paket bantuan keluarga kepada korban disamping pelayanan kesehatan di Tobelo dan Galela. Bantuan tambahan sebanyak 4500 paket dan 2000 unit peralatan sekolah dan seragam dari Kedutaan Besar Jepang. Di samping itu bantuan satu unit kendaraan juga telah dikirim ke Ternate dari Jakarta untuk membantu operasional teknis lapangan.

CBFA- Tarakan dan Lampung
Proyek pengembangan kesehatan berbasis masyarakat (CBFA) telah dimulai di Kalimantan Timur dan Tengah sejak Juni 2000. Bantuan disponsori oleh Palang Merah Belanda dengan Fasilitas Federasi Internasional bertujuan memperbaiki status kesehatan masyarakat di wilayah sasaran.



PMI KINI
Dalam rangka menghadapi perkembangan masyarakat Indonesia di masa depan yang semakin global dalam suasana yang semakin demokratis maka PMI harus mempersiapkan diri sebaik-baiknya sebagai stakeholder untuk ikut mengambil peran aktif di dalamnya.

Karena itu, PMI telah menetapkan misi dan visi dengan tetap berpegang teguh pada prinsip-prinsip kepalangmerahan dan digariskan di dalam garis-Garis Kebijakan PMI 2000 - 2004 :
  • Visi

  • PMI diakui secara luas sebagai organisasi kemanusiaan yang mampu menyediakan pelayanan kepalangmerahan yang efektif dan tepat waktu, terutama kepada mereka yang paling membutuhkan, dalam semangat kenetralan dan kemandirian.

  • Misi
    • Menyebarluaskan dan mengembangkan aplikasi prinsip dasar Gerakan Palang Merah dan Bulan sabit Merah serta Hukum perikemanusiaan Internasional (HPI) dalam masyarakat Indonesia.
    • Melaksanakan pelayanan kepalangmerahan yang bermutu dan tepat waktu, mencakup:
      • Bantuan kemanusiaan dalam keadaan darurat
      • Pelayanan sosial dan kesehatan masyarakat
      • Usaha Kesehatan Transfusi Darah
    • Pembinaan Generasi Muda dalam kepalangmerahan, kesehatan dan kesejahteraan.
    • Melakukan konsolidasi organisasi, pembinaan potensi dan peningkatan potensi sumber daya manusia dan sumber dana untuk menuju PMI yang efektif dan efiesieni


PROGRAM STRATEGIS PENGEMBANGAN ORGANISASI
  • TUJUAN

  • Menyempurnakan organisasi dan tata laksana PMI di semua tingkatan untuk persiapan peningkatan kemandirian dan kenetralan PMI dalam 5 tahun ke depan.
  • PROGRAM 2002
    • Melanjutkan upaya akurasi data kapasitas organisasi daerah dan cabang dari hasil respon kuistioner yang diberikan Daerah dan Cabang dan Laporan Persemester atau Tahunan.
    • Menyusun pola standar Orientasi Kepalangmerahan dan implementasi manajemen PMI bagi pengurus.
    • Memberikan arahan kepada Daerah untuk mengaktifkan fungsinya melalui:
      • Pengamatan aktif, advokasi dan membantu implementasi AD/ART, khususnya di dalam MUSDA dan MUKERDA.
      • Lokakarya Manajemen dan Organisasi bagi daerah dan beberapa cabang terpilih.
      • Orientasi kepalangmerahan dan manajemen organisasi untuk daerah dan cabang-cabang yang dimiliki.
      • Membina Rencana Strategis Pengembangan Organisasi melalui kinerja tim OD
      • Lokakarya bagi pengembangan fungsi markas pusat bagi Kepala Unit Daerah (KAMADA)
      • Melanjutkan pemberian bantuan kepada korban gempa bumi di Bengkulu, dengan pilot program OD di PMI Bengkulu, untuk mendukung implementasi program CBFA, water and sanitation in Bengkulu.
    • Memantapkan persiapan untuk MUKERNAS tahun 2002
    • Menerbitkan perangkat lunak bagi pengembangan manajemen dan organisasi seperti Petunjuk Bagi Pengurus PMI.
ksr-pmi unit unisda lamongan










SEJARAH KORPS SUKARELA PALANG MERAH INDONESIA UNIT UNIVERSITAS ISLAM DARUL ULUM LAMONGAN

1.      Tahap Pendahuluan
Bahwa sesungguhnya umat manusia sebagai ciptaan Allah Yang Maha Esa, sejak dilahirkan ke dunia pada hakikatnya mempunyai derajat, hak serta martabat yang sama dan sebagai mahkluk sosial yang memerlukan satu sa,a lain.
Oleh karena itu didasarkan atas ketaqwaan kepada Allah SWT, menjadi kewajiban bagi seluruh umat manusia untuk saling menolong di dalam penderitaan tanpa membedakan agama, bangsa, suku bangsa, golongan, warna kulit dan bahasa.(Mukaddimah AD/ART KSR-PMI UNISDA).
Seiring dengan berkembangnya pola pembinaan kemahasiswaan di Universitas ISLAM DARUL ULUM LAMONGAN dalam bentuk kurikuler yang baik dan merupakan pelayanan akademik baik berupa kegiatan intra kurikuer maupun ekstra kurikuler, Secara operasional pembinaan mahasiswa ini berdasarkan:
1.
2.   SK Mendikbud No.0319/U/1983.
3.   Pedoman Pembinaan Mahasiswa
5.   Status Universitas ISLAM DARUL ULUM LAMONGAN.
Hal tersebut mengilhami pimpinan Universitas Islam darul ulum lamongan dan beberapa mahasiswa untuk membentuk suatu organisasi intra yang berkecimpung dalam bidang pelayanan sosial kemanusiaan yang diberi nama Korps Sukarela Palang Merah Indonesia Unit Universitas Islam darul ulum lamongan Pembentukan organisasi tersebut mempunyai tujuan utama untuk menampung dan menyalurkan minat mahasiswa Universitas Islam darul ulum lamongan dalam bidang pelayanan sosial kemanusiaan hal tersebut untuk menunjang tujuan umum yaitu membentuk akademisi muslim yang berakhlak mulia, cakap, percaya diri dan berguna bagi masyarakat, bangsa dan Negara serta memiliki tujuan khususnya yaitu membina akademisi yang sadar menjalankan tugas dan pengabdian.

2.       Tahap Perintisan
Untuk mewujudkannya maka pada tahun 2009 mas benoe (nuharto) merintis keberadaan ksr pmi di unisda dengan mengadakan donor darah rutinan, stelah selang beberapa bulan alhamdulillah akhirnya ksr-pmi dapat brdiri dengan terbitnya surat keputusan dan mas benu sbagai komandan pertama. 
Adanya kesibukan pribadi ditambah dengan kondisi Universitas Islam darul ulum lamongan yang mulai bangun dari tidurnya yang panjang serta adanya pergantian pimpinan universitas tentunya membawa dampak terhadap kebijaksanaan dalam pola pembinaan mahasiswa, maka lengkap sudah hambatan yang dihadapi para perintis tersebut untuk mendirikan organisasi KSR-PMI di lingkungan Universitas Islam darul ulum lamongan pada saat itu.
3.      Tahap Pendirian
Setelah teijadinya kekosongan yang cukup lama, akhirnya pada bulan September tahun 2011 atas inisiatiaf dari
1. ary irsyadi (F.HUKUM) KOMANDAN II
2. a.arif sarifudin (FKIP) KOMANDAN III
3.FI'AT (FAPERTA)
Ketiga orang tersebut berusana dengan kerasnya mewujudkan cita-citanya dengan jalan membuka pendaftaran anggota baru KSR-PMI UNISDA. Bagai gayung bersambut maka kesempatan tersebut tidak disia-siakan oleh para mahasiswa pecinta kemanusiaan. Ini terbukti dengan banyaknya mahasiswa mendaftar dan meengikuti Diklatdas KSR-PMI UNISDA. Tercatat sebanyak 16 mahasiswa dari berbagai jurusan yang mengikuti kegiatan tersebut.
Materi yang diberikan pada diklat tersebut adalah PP ( Pertolongan Pertama). PK (perawatan keluarga) .dll
04 maret 2012 pukul 15.00 bbwi diadakan diklat sekaligus reformasi. dan pada tanggal 07 maret 2012 dilanjutkan pembentukan pengurus KSR-PMI Unit Universitas Islam darul ulum lamongan. Adapun tatacara pemilihan pengurus tersebut adalah dengan system perwakilan. orang wakilnya untuk duduk di dalam kepengurusan dengan komposisi yang diatur oleh para wakil tersebut, sekaligus menyusun kelengkapan-kelengkapan organisasi yang lain terasuk penyusunan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga KSR-PMI Unit Universitas Muhammadiyah Malang Adapun bentuk dan isi dari AD/ART KSR-PMI UMM beracuan pada 3 AD/ART yang ada yaitu:
1.   AD/ART Palang Merah Indonesia.
2.   AD/ART KSR-PMI Unit universitas Islam darul ulum lamongan
3. buku panduan akademik.
Yang disesuaikan dengan keadaan Universitas Islam darul ulum lamongan pada saat itu. Turunnya Surat Keputusan Rektor pada tanggal 14 maret menandai berdirinya organisasi instra kuriikuler Korps Sukarda Palang Merah Indonesia Unit Universitas Islam darul ulum lamongan secara resmi. Diharapkan pengurus tersebut dapat menyelenggarakan DIKLATDAS dengan materi penuh sesuai dengan keteentuan PMI sekaligus menandai berdirinya Unit KSR di PMI Cabang kota lAMONGAN
KSR-PMI  UNISDA

Selamat Datang di BLOG KSR-PMI Universitas islam darul ulum lamongan !!!


Home
ksr.unisda@gmail.com
blog ini merupakan situs blog resmi KSR-PMI Universitas islam darul ulum lamongan yang diluncurkan mulai  08 maret 2012 dengan harapan dapat memberikan kontribusi positif terhadap organisasi KSR-PMI Universitas islam darul ulum lamongan, Kampus Universitas islam darul ulum lamongan tercinta maupun masyarakat secara umum.
Aktiflah di Forum Anggota……

Komandan


siamo….!!!
Ayo semangat kanggo konco-konco, ojo lali semangate… O..Yoooo….